Kamis, 29 Desember 2016

Leaders' Talk dari Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto (Walikota Termuda di Indonesia) dalam rangkaian Leadership Camp II GenBI 2016









Masa depan hanya akan dimiliki, hanya akan digenggam oleh orang orang yang menyiapkan dari sekarang. Tidak siap-siap dari sekarang tidak akan menuju masa depan. 




Tidak punya tujuan dari sekarang, tidak akan pernah sampai ke titik yang dituju. Tidak tau apa yang kalian mau, kalian tidak pernah dapat apa-apa. Hanya orang yang tau maunya apa, hanya orang yang selesai dengan dirinya, hanya orang-orang yang menyiapkan dari sekarang yang akan memiliki dan menggenggam masa depan. 




Hidup itu sekali, harus punya arti. hidup itu singkat, harus memberikan manfaat. tidak jalan pintas menuju jalan puncak. Tidak ada kisah semalam menuju kesusksesan. orang2 hebat, sukses harus dilihat panjang ceritanya menuju puncak. 



Kalo kalian bercita-cita menjadi sukses dalam waktu cepat dan enak itu hanya mimpi, itu hanya ada di realita show, engga ada di kehidupan sehari-hari.

Jadi siapkan cerita sukses kalian dari sekarang, tulis cv anda dari sekarang sehingga 30 tahun kemudian kalian bisa melihat cv kalian dengan rasa bangga. sekecil apapun prestasi kalian, itu adalah cv kalian.



Kita semua berbeda, cara pandang, asal suku mungkin agama tapi percayalah tidak ada negara kota daerah yang sukses ketika sibuk dengan perbedaan. Hanya negara yang bisa mendepankan persamaan daripada perbedaan yang akan maju. Perbedaan itu tidak ada ujung-ujungnya. Kita boleh berbeda pendapat tapi ujung-ujungnya ada yang mempersatukan kita. 



Kita adalah generasi baru. Generasi yang harus mengedepankan persamaan dan perbedaan. Jangan sampai politik memecahbelahkan kita, jangan sampai bisnis mengkoyak-koyakan kita, jangan sampai perbedaan agama memisahkan kita. Kalo kita tersekat berdasarkan warna dan perbedaan, we are going nowhere. Persatuan dan keberagaman harus diperjuangkan. rawatlah silaturahmi ini sampai diujung nanti. karna jabatan ada batasnya. jadi walikota ada ujungnya. jadi mahasiswa ada akhirnya tetapi persahabatan, persaudaraan insyaallah selama hayat masih di kandung badan.

Rabu, 23 November 2016

“Ayo bersama wujudkan era Less Cash Society”



Bentuk sistem pembayaran di Indonesia mengalami evolusi. Kalau kita menengok kebelakang yakni awal mula alat pembayaran itu dikenal, sistem barter antarbarang yang diperjualbelikan adalah lumrah di era pra modern. Dalam perkembangannya, mulai dikenal satuan tertentu yang memiliki nilai pembayaran yang lebih dikenal dengan uang. Hingga saat ini, uang memang masih menjadi salah satu alat pembayaran utama yang berlaku di masyarakat kita. Seiring kemajuan zaman, alat pembayaran berevolusi dari alat pembayaran tunai (cash based) ke alat pembayaran nontunai (less cash). Dari alat pembayaran nontunai yang berbasis kertas (paper based) seperti cek dan bilyet giro hingga yang berbasis nonkertas (paperless). Pembayaran yang nonkertas ini seperti transfer dana elektronik dan alat pembayaran memakai kartu (card based) seperti ATM, kartu kredit, kartu debit, dan kartu prabayar.

Masyarakat Indonesia baru dibangunkan untuk segera menyusul masyarakat dunia tanpa menggunakan uang tunai (less cash society/LCS). Sejak periode 2005-2006, kebijakan less cash society (LCS) mulai gencar menjadi bahan perbincangan di negeri ini. Beberapa kajian mengenai LCS yang sering diartikan sebagai upaya untuk mengurangi penggunaan instrumen tunai di masyarakat pun sudah ramai dilakukan. Namun, BI baru secara resmi mencanangkan Gerakan Nasional Nontunai (GNNT) pada 14 Agustus 2014. Sejak itu, kesadaran melakukan pembayaran atau bertransaksi secara nontunai lebih gencar dibangkitkan melalui berbagai upaya dan media. Terwujudnya Less Cash Society akan memiliki banyak manfaat bagi Indonesia yaitu meningkatkan sistem pembayaran yang cepat, aman, dan efisien, efisiensi ekonomi nasional, governance/transparansi pengelolaan keuangan pemerintah, layanan publik yang berkualitas dan lingkungan usaha yang ramah, dukungan human capacity development dalam rangka keuangan Inklusif termasuk literasi keuangan, dan dapat ikut bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

sumber : www.katadata.co.id




Berkaca pada negara swedia, satu dari lima negara dengan volume transaksi nontunai paling besar di dunia setelah Belgia, Perancis, Kanada, dan Inggris. Hampir setiap transaksi, mulai dari membeli majalah, naik bus, parkir kendaraan, hingga menyumbang ke tempat ibadah bisa dilakukan secara non tunai. Sehingga diprediksikan pada 2030 Swedia akan tuntas menerapkan less cash society. Penggunaan transaksi pembayaran elektronik di Indonesia dipandang masih relatif rendah apabila dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN. Dengan kondisi geografi dan jumlah populasi yang cukup besar, terbuka lebar potensi untuk memperluas akses layanan sistem pembayaran di Indonesia. Di Indonesia, penggunaan transaksi non tunai tak lepas dari peran Bank Indonesia yang terus mendorong "Gerakan Nasional Non Tunai" Menurut data Bank Indonesia, transaksi non tunai selama 2014 hanya 31 persen dari jumlah keseluruhan transaksi ritel sebesar Rp 7.500 triliun.

Masyarakat Indonesia masih sangat terbiasa menggunakan uang tunai dalam bertransaksi. Sebagian orang beranggapan bahwa ‘rasanya belum memegang uang jika memegang kartu’. Alasan ini cukup relevan karena instrumen pembayaran non tunai belum menyeluruh dikenal masyarakat. Selain itu, relatif masih banyak masyarakat kita yang terbiasa membelanjakan uangnya di pasar tradisional, warung-warung, atau toko kelontong yang belum menyediakan prasarana non-tunai. Belum selesai sampai di situ, pada pelaksanaannya ada sebagian orang yang menganggap bertransaksi non tunai justru lebih ribet; memasukkan pin (pada kartu debet) atau memasukkan nomor (pada e-money) lebih memerlukan waktu dibanding mengambil berlembar-lembar uang tunai di dompet.

Meski memiliki banyak manfaat dan peluang-peluang transaksi non-tunai yang saling menguntungkan, tetapi ternyata di lapangan, transaksi pembayaran menggunakan uang tunai di Indonesia masih sangat tinggi, padahal uang tunai memiliki beberapa kelemahan. Transaksi pembayaran secara tunai, menurut Bank Indonesia, setidaknya punya tiga kelemahan, yakni:

1. Biaya Yang Besar
Bank Indonesia menyatakan, pengelolaan uang rupiah -meliputi perencanaan, pencetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan dan penarikan, serta pemusnahan—memerlukan biaya yang sangat besar.

2. Repotnya Transaksi
Penyediaan uang kembalian, asal tahu saja, pihak pengelola jalan tol yakni PT Jasa Marga, membutuhkan uang kembalian sebesar Rp 2 miliar dalam satu hari; dan antrian yang lebih lama karena waktu transaksi di loket pembayaran yang terbilang lebih lama bila dibandingkan dengan menggunakan transaksi pembayaran tol secara non-tunai.

3. Tidak Tercatat
Transaksi pembayaran menggunakan uang tunai memberi peluang para pelaku tindakan kriminal, seperti pencucian uang, terorisme dan lainnya. Selain itu, perencanaan ekonomi menjadi kurang akurat karena ada banyak transaksi yang tidak tercatat atau shadow economy.

Dengan mempertimbangkan kelemahan uang tunai, belum lagi resiko keamanan, sekaligus untuk mengurangi gerak lihai para koruptor yang pernah kita dengar mereka gemar rupiah dan dolar secara tunai, penggunaan transaksi pembayaran secara non-tunai menjadi patut kita dukung terus pelaksanaannya. Tidak hanya dalam bentuk dukungan, tetapi semaksimal mungkin kita juga berkontribusi melakukannya karena semua demi kemudahan kita juga. Ayo kita songsong era di mana kita tidak perlu lagi membawa dompet tebal saat bepergian, cukup membawa beberapa kartu pembayaran. Kalau bisa, satu kartu untuk beragam pembayaran. Dengan demikian dengan melakukan hal tersebut kita telah berkontribusi dalam mewujudkan Gerakan Nasional Non Tunai yang telah dicanangkan oleh BI.

Kamis, 29 September 2016

Schotalk #4 Sahabat Beasiswa Chapter Kal-Sel




🎉🎉SAHABAT BEASISWA CHAPTER KALSEL PROUDLY PRESENTS 🎉🎉

*SCHOTALK #4
"How to achieve scholarship in Japan : All about LPDP, MEXT, and Inpex"
📎Bersama:
      Yulanda Antonius, S.Si

🎓Master of Medical Science, University of tsukuba
🔸An Alumnus of Brawijaya Univesity bachelor degree in biology (s.si)
molecular biology and bioinformatics 
🔸Mahasiswa Berprestasi champion in Faculty of science Brawijaya 2015
🔸The Best Student in Biology Departement, Brawijaya University
🔸LPDP, MEXT, INPEX Awardee


When ⁉
📆Friday, September 30, 2016
⏰Time: 19:00 WIB

*Free Online via Whats App*
📌Save Your name on ➡ bit.ly/sckalsel4

Requirement:
1. Sebar pemberitahuan ini min 5 Groups
2. Kirimkan caption ke (WA available) 085245850556
3. Tunggu masuk ke WA.

#Best Regards,
*©Sahabat Beasiswa Chapter Kalsel

Selasa, 15 Maret 2016

SCHOTALK#1 SAHABAT BEASISWA CHAPTER KALIMANTAN SELATAN

Review schotalk #1 Chapter KalSel

Fight Your Dream and Make it Happen!

Pemateri: Abu Nashar Bukhari

Hari: Selasa, 29 September 2015

Waktu: 20.00-22.00 WIB









  1. Perkenalan Pemateri 
  2. Pemaparan Materi 
  3. Tanya Jawab 

1. Perkenalan Pemateri

Perkenalkan, nama saya Abu Nashar Bukhari atau biasa disingkat menjadi ARI. Bidang pendidikan yang saya tekuni adalah pendidikan agama Islam khususnya di bidang Hadits. Saya termasuk kategori ‘musafir’ dalam dunia pendidikan hehehe. SD saya tamatkan di Kota Cirebon, Jawa Barat. Pendidikan setara SMP dan SMA saya selesaikan di Ponpes Darussalam Gontor, Jawa Timur. Selanjutnya, take off ke Cairo, Mesir untuk kuliah di Universitas Al Azhar sampai sekarang. Untuk saat ini, terdaftar sebagai mahasiswa S2 di Institute for Arab Research and Studies (Liga Arab) dii Fakultas Tarbiyah. Selama menempuh studi S1 di Mesir, saya menerima beasiswa dari Universitas Al Azhar. Bisa dibilang full beasiswa karena termasuk tiket PP Jakarta – Cairo, akomodasi selama 4 tahun (asrama mahasiswa asing), uang saku dan gratis biaya kuliah. 

2. Pemaparan Materi

Universitas Al Azhar sendiri sebenarnya memiliki 2 kategori fakultas; pertama yang berkaitan dg ilmu2 umum seperti kedokteran, engineering, linguistic (Arab, Inggris dll), ekonomi dan perdagangan dll, dan kedua yang berkaitan dg ilmu2 agama seperti ushuludin (tafsir, hadis, filsafat, teologi dll), syariah (ekonomi, hukum, ushul fiqh, fikih perbandingan dll), islamic studies dan sastra Arab. Namun, beasiswa yang diberikan Al Azhar khususnya bagi mahasiswa Indonesia, dikhususkan bagi mereka yang mengambil disiplin ilmu2 agama sprti tersebut di atas.


Untuk mendapatkan beasiswa di Mesir (khususnya untuk S1), sahabat2 semua bisa mendaftar melalui Kemenag RI atau langsung ikut tes di Kedutaan Besar Mesir di Jakarta (alamatnya tanya mbah google aja ya). Biasanya tiap tahun, Mesir memberikan beasiswa untuk sekitar 100 orang calon mahasiswa asal Indonesia (jumlah tersebut dapat berubah-ubah). Namun, bagi kawan-kawan yang belum diperkenankan berhasil dalam tes beasiswa Al Azhar di Indonesia, bisa berangkat ke Mesir secara ‘terjun bebas’ tapi tetap harus ikut tes di Kemenag RI (catatan: bukan tes beasiswa). Kemudian, sesampainya di Mesir, khususnya setelah menyelesaikan tahun pertama dengan nilai yg baik, kawans bisa mengajukan permohonan beasiswa ke beberapa lembaga di Mesir, termasuk Universitas Al Azhar sendiri.


Berikut sedikit gambaran berbagai kampus di Mesir :
Secara umum, terdapat beberapa kampus ternama di Mesir (khususnya di tingkat kawasan Afrika dan Timteng) seperti : 
Universitas Al Azhar (Termasuk seluruh cabangnya di Provinsi2 Mesir) 
Universitas Cairo 
Universitas Ain Syams 
Universitas Kanal Suez 
Universitas Alexandria 

Selain itu, terdapat juga berbagai institute (sudah terdaftar di dikti) yang menjadi alternatif dari kampus-kampus tersebut di atas, khususnya untuk program master, antara lain : 
Institute for Arab Research and Studies (di bawah naungan Organisasi Internasional Liga Arab) 
Institute for Islamic Studies Zamalek.

Dari sejumlah Universitas dan Institute tersebut, memang yang paling membuka lebar pintu beasiswa adalah Universitas Al Azhar, khususnya bagi program studi S1 fak/jur Ilmu2 Agama Islam dan Sastra Arab.
Sedangkan gambaran umum kehidupan sosial mahasiswa Indonesia di Mesir adalah sbb :
Mahasiswa Indonesia di Mesir (Masisir) berjumlah sekitar 3000 orang. Mayoritas terdaftar di Universitas Al Azhar untuk program S1. Adapun untuk program master dan doktoral, secara keseluruhan berjumlah tidak lebih dari 350 orang. Kehidupan masisir hampir sama dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan tidak berlebihan jika masisir disebut sebagai miniatur Indonesia di Mesir. Masisir memiliki 17 organisasi kedaerahan (mayoritas berdasarkan provinsi). Jumlah terbanyak adalah warga Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Terdapat juga puluhan organisasi almamater sekolah dan perkumpulan per-fakultas, yang kesemuanya berada dalam naungan organisasi induk bernama Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Mesir (PPMI Mesir). PPMI dinahkodai oleh seorang Presiden Mahasiswa dengan periode satu tahun masa bakti.
Berbagai organisasi dan perkumpulan tersebut ditujukan selain untuk menjadi wadah silaturahim antar anggotanya, juga menjadi wadah untuk saling membantu dalam berbagai urusan baik yang berkaitan dengan urusan akademis, maupun kondisi ekonomi dan sosial kemasyarakatan antar anggota.

Dalam hal ini, mereka juga membantu pengurusan calon mahasiswa baru yang akan belajar ke Mesir mulai dari mengadakan pembekalan, persiapan tes/ujian masuk, keberangkatan ke Mesir, pengurusan pendaftaran, pembekalan studi selama di Mesir bahkan termasuk pengurusan pencarian flat/apartemen khususnya bagi para mahasiswa baru.
Biaya hidup di Mesir hampir sama dengan biaya hidup di Jakarta. Dalam beberapa hal bisa jadi lebih murah, namun di beberapa lainnya bisa jadi sebaliknya. Mata uang Mesir adalah Egyptian Pound (EGP). 1 EGP sama dengan kurang lebih Rp. 1800. Untuk biaya hidup standar di Mesir selama 1 bulan (termasuk sewa flat patungan, makan, transport dll) adalah sekitar EGP 550 sampai EGP 700 atau sekitar Rp. 1 juta sampai Rp. 1,5 juta.

Selain beasiswa dari Universitas Al Azhar sebagaimana tersebut di awal, beberapa lembaga sosial Mesir dan Timteng khususnya dari negara2 Teluk dan Turki juga memberikan beasiswa bagi masisir yang berprestasi seperti : 
Rumah Zakat Kuwait (memberikan beasiswa uang tunai perbulan + tiket pulang) 
WAMY (uang tunai + asrama) 
Lembaga Jam’iyyah Syar’iyyah (uang tunai dan asrama putri), dan 
beberapa lembaga sosial Mesir lainnya. 

3. Tanya Jawab 


PERTANYAAN SESI 1 #1 SB KALSEL
(Yekti Mahanani_islamic_economics)
1.Sejak tahun berapa kak Ari di Kairo dan Apa motivasi kak Ari mengambil jurusan Hadist di Azhar?
apa motivasi kak Ari di Kairo?
Mengapa kak Ari tidak melanjutkan magister di Al Azhar?
Beasiswa apa yang digunakan kak Ari selama kuliah di Azhar sampai sekarang?

Jawaban :
Saya datang ke Mesir pada 26 November 2006 dan lulus S1 pada 2010. Mesir menjadi negara tujuan saya untuk melanjutkan studi karena saya melihat nilai2 pengajaran yang ada di Mesir khususnya Al Azhar bisa dikatakan lebih moderat bila dibandingkan dengan lainnya. Mesir dan Al Azhar tidak mengajarkan fanatisme madzhab/aliran. Selama kuliah di Al Azhar, saya mendapatkan beasiswa langsung dari Kampus Al Azhar.

Terkait program S2, sampai tahun 2014 saya masih terdaftar sebagai mahasiswa pasca sarjana di Al Azhar, jurusan hadits, bahkan tinggal selangkah lagi menuju penulisan thesis. Namun karena ada beberapa kondisi pribadi dan keluarga, terpaksa saya banting stir dan ambil program S2 di Liga Arab. Perlu diketahui, tempo normal menyelesaikan studi S2 di Al Azhar adalah 5 tahun (bahkan tidk sedikit yang lebih dari itu) dengan berbagai aturan yang super ketat.
(Lizani visla_kebidanan stikes citra delima babel)
Apakah utk kuliah di Mesir terutama Al Azhar harus hafal Al-Qur’an sekian juz?
Walaupun ambil jurusan kesehatan ttp wajib hafal beberpa juz juga kah?
Pendaftarannya tidak bisa online kah?

Jawaban : Al Azhar masih mengedepankan sistem administrasi konvensional. Itu yang membuat kampus tersebut unik. Al Azhar mewajibkan hafalan 4 juz dari awal Al Quran untuk lulus S1 bagi Mahasiswa Asing non-Arab. Sedangkan untuk yang ambil kuliah umum seperti kedokteran, setahu saya juga diajibkan (khusus Al Azhar). Adapun di Universitas lain, tidak. Kecuali Universitas Cairo khusus Fakultas Studi Keislaman.
(Muhammad Natsir_pend.sejarah_unlam_banjarmasin)
Bagaimana tes ketika ingin mendapatkan beasiswa di mesir nanti Dan saya masih kuliah S1 rencana mau lanjut kuliah lagi. kalau di mesir program study yang sesuai dengan program S1 saya apakah ada? Terima kasih 

Jawaban: Jika ingin melanjutkan Study S2 Tarbiyah di Mesir, bisa dicoba di Institute Liga Arab. Namun institute tersebut tidak memberikan beasiswa, kecuali discount biaya kuliah jika nilai S1 kita sangat bagus. Caranya yang paling mudah adalah meminta bantuan rekan yang di Mesir untuk mewakilkan pendaftaran. Dan setelah ketetima, baru bisa diurus ptoses keberangkatannya.

Untuk S2 di Al Azhar, lebih diutamakan bagi mereka yang mengambil/lulus S1 dari Al Azhar juga. Bisa sih yang dari kampus lain juga ikut daftar S2 di Al Azhar, tapi akan di tes terlebih dahulu dan di sesuaikan standarnya dengan S2 Al Azhar. Jika sesuai, akan diterima. Namun jika tidak, akan dimasukkan ke tingkat 3 atau 4 program S1.

(Nurhasanah_pend.bahasa_IAIN Samarinda)
Apakah bisa mendapatkan beasiswa untuk studi S2 di Universitas Al azhar?

Jawaban: Untuk beasiswa S2 di Al Azhar, bisa, bagi mereka yang ikut tes beasiswa untuk program S2. Tes nya di Kedubes Mesir di Jakarta atau Kemenag. Namun, untuk beasiswa yang model ini sifatnya kadang ada dan kadang tidak ada, alias tidak terus menerus per tahun.
Biasanya, kawans di Mesir yang melanjutkan studi S2 di Al Azhar, mendapatkan beasiswa dari lembaga lain selain Al Azhar.
(Ita_sastra Inggris_UNJ)
Untuk S2 di mesir bidang studi umum, biaya kuliah universitas disana kira-kira berapa ya?
Dan apakah ada beasiswa untuk S2 bidang studi umum? 

Jawaban:
Secara umum, biaya kuliah non ilmu agama di kampus2 Mesir adalah sekitar 36 – 40 juta rupiah per tahun (dibayarkan dengan mata uang poundsterling).
Sampai saat ini, beasiswa dari Kampus kampus Mesir dikhususkan bagi mereka yang mengambil Ilmu2 Agama Islam saja. Adapun beberapa kawans yang ambil umum di Universitas Cairo, sebagian ada yang dapat beasiswa LPDP.
(Zainal _Plant Science_UGM)
Klo udah dapat beasiswa dari dikti bisa dapat beasiswa dari pemerintah mesir? Soalnya ada teman yang kuliah di jeddah dapat dua-duanya.

Jawaban: Belum tahu. Karena sepertinya kawan di Mesir blm ada yang dapet beasiswa double seperti itu. Tapi memang salah satu syarat dapat beasiswa di Mesir adalah menyertakan surat keterangan tidak dapat beasiswa dari lembaga lain. Tapi selama ini, itu dikhususkan untuk lembaga-lembaga di Mesir saja. 

(Tia Apriany Tj _Pendidikan Kimia_UPI)
Bagaimana kondisi mahasiswa2 disana pasca kudeta? Apakah keadaan tersebut mengganggu proses perkuliahan hingga terhenti? Dan, bagaimana kondisi Mesir pada hari ini?
Apakah Kak Ari mendapat beasiswa lain seperti yang sudah diposting diatas (dari negara timteng lain)? 

Jawaban: Selain beasiswa Al Azhar, saya juga pernah dapat beasiswa dari WAMY.
Kondisi Mesir secara umum pasca peristiwa 30 Juni 2013 (digulingkannya Presiden Mesir, M. Morsi) tidak sebebas dan seaman masa2 sebelumnya (masa pasca jatuhnya Presiden Mobarak hingga 30 Juni 2013). Berbagai aksi-aksi demo perlawanan baik dari rakyat Mesir atau serangan2 dari oknum-oknum tidak diketahui identitasnya masih terus berlangsung. Aksi saling serang antara aparat dan rakyat juga masih berlangsung khususnya di kawasan Sinai Utara (perbatasan Mesir-israel dan Jalur Gaza, Palestina).
Adapun di Cairo, penjagaan aparat keamanan sangat sangat ketat. Walhasil, aktifitas kampus berjalan normal dengan pengawasan ketat apalagi dari sisi ekonomi, Mesir sedang berupaya melakukan perbaikan kondisi ekonomi nasional dengan digulirkannya sejumlah mega proyek seperti perluasan Tersan Suez. Tapi di lapangan, dampak dari ekonomi yang terpuruk sangat terasa, salah satunya adalah harga-harga yang terus meroket.
(Tyas_ pendidikan biologi_unj)
1.Bisa ambil S2 jurusan education di kairo tp yang kelas internasional? Jd bahasa pengantarnya english.
2.Tes masuknya apa bahasa arab juga?

Jawaban: Yang saya tau, kelas Internasional yang tersedia khususnya di Al Azhar baru sebatas Fakultas Kedokteran. Itu pun rata-rata kawans Malay yang ikut. Sedangkan kelas lainnya, rata2 menggunakan bahasa pengantar Arab termasuk Fak. Psikologi, Hukum dll.
(Lizani Visla_Kebidanan_Stikes Citra Delima Babel)
Untuk beasiswa selain dari Al-Azhar apakah ada yang mengkhususkan penerima beasiswa dri Indonesia untuk ilmu kesehatan?

Jawaban: Untuk ilmu kesehatan, sepertinya belum ada kampus di Mesir yang memberikan beasiswa bagi mahasiswa Asing. Termasuk kawans Malay yang ambil Fak. Kedokteran. Rata2 beasiswa mereka mendapatkan beasiswa dari negara mereka.
(Nining kurnia_SMKN 8 Jakarta_Jurusan Akutansi)
adakah universitas di mesir yang syarat tes tertulisnya itu menggunakan bahasa inggris? Jawaban: Ada. Seperti Fak. Kedokteran Al Azhar, kelas khusus mahasiswa Asing (dengan biaya yang khusus juga)


PERTANYAAN SESI 2 #1 SB KALSEL
(Hariani_Ilmu dan Teknologi Pangan_Universitas Mataram)
1.Apakah bahasa yang hendak kita kuasai ketika ingin melanjutkan studi ke Mesir, apakah harus menguasai bahasa Arab atau bahasa Inggris?
2.Terkait dengan yang Food Science apakah ada peluang untuk mendapatkan beasiswanya disana tetapi yang Full? Terima Kasih

Jawaban: Sampai saat ini, memang bahasa Arab yang masih menjadi bahasa utama dalam proses belajar mengajar di sebagian kampus di Mesir. Kecuali beberapa Fakultas yang tadi disebutkan dan kampus2 internasional seperti American University di Mesir.
Beasiswa Full sampai saat ini masih ditujukan bagi mahasiswa yang mengambil jurisan ilmu2 agama.
(Maman Saputra_Kesehatan Masyarakat_Unlam)
Kira-kira untuk program master dan doktor di Mesir apakah ada bidang kesehatan masyarakat yang ditonjolkan oleh univ-univ di Mesir? (Misalnya ekonomi kesehatan syariah)
Bagaimana kondisi dan tantangan hidup sebagai mahasiswa di Mesir?
Apakah ada program atau kesempatan bagi mahasiswa di Mesir untuk menjadi petugas haji setiap tahunnya? Misalnya mahasiswa kesehatan (tenaga kesehatan)

Jawaban : sejauh yang saya ketahui, kelas ilmu kesehatan apalagi kelas khusus mahasiswa Asing yang ada baru sebatas program S1.
Tantangan bagi mahasiswa asing di Mesir tentunya beragam, antara lain:
Bahasa Arab. Rata-rata bahasa yang digunakan adalah bahasa percakapan yang sangat berbeda dengan bahasa Arab buku yang dipelajari di Indonesia. Butuh waktu untuk belajar dan penyesuaian.
Keamanan. Kondisi politik Mesir yang belum pulih dan unpredictable berdampak sedikt banyaknya terhadap kondisi mahasiswa.  Cuaca dan iklim. Khususnya tahun ini yang puncak musim panasnya mencapai kurang lebih 48oC. Belum ditambah badai debu di tiap pergantian musim.
Mahasiswa Indonesia di Mesir alhamdulillah tiap tahun mendapat jatah sekitar 60 – 100 orang untuk menjadi petugas haji. Tapi bukan tenaga kesehatan, melainkan tenaga-tenaga pembimbing ibadah dan po-pos lainnya termasuk kesekretariatan. Bahasa Arab mereka yang dibutuhkan selama menjalanan tugas di Arab Saudi.
(Sarastika_Bhs&SastraArab_UIN Bandung)
Apakah untuk masuk universitas di Mesir dbutuhkan sertifikat bahasaArab (TOAFL)?

Jawaban: sampai saat ini tidak. Tapi beberapa kampus seperi Al Azhar punya standar sendiri terkait kemampuan bahasa Arab Calon mahasiswanya. Dan dilakukan tes kemampuan bahasa Arab oleh Al Azhar. Jika tidak lulus, maka harus mengambil kelas/kursus bahasa Arab selama satu tahun sebelum kuliah.
(Iqomah_Bahasa&Sastra Arab_UIN Surabaya)
Apakah ada program sejenis short course di mesir ataupun di negara timteng lainnya?

Jawaban: Universitas Kanal Suez di Kota Ismailiyah, Mesir, memiliki kerjasama dengan beberapa kampus di Indonesia antara lain UGM, UNPAD dll, setiap tahun biasanya ada program short course atau juga pertukaran pelajar antar kampus-kampus tersebut.



Pesan dan kesan dari Kak Ari
Pada intinya, sekolah di manapun, yang paling menentukan kesuksesannya adalah diri kita sendiri. Tetap semangat dalam menuntut ilmu dan meraih mimpi. Salam Sukses untuk kita semua.

www.instagram.com/nindi.elsa